Pekanbaru, 31 Januari 2024 -Kombel SMAN 15 Pekanbaru menggelar kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola lingkungan sekolah yang aman nyaman. Dalam kegiatan ini membahas isu bullying di lingkungan sekolah. Kegiatan ini diadakan pada hari Rabu, 31 Januari 2024, dengan dua metode, yaitu daring melalui platform Google Meet Merdeka Mengajar dan luring di Ruang Guru SMAN 15 Pekanbaru. Selain itu, kegiatan ini juga di-live streamingkan di kanal YouTube resmi Kombel SMAN 15 Pekanbaru.
Narasumber utama pada kegiatan ini adalah Hj. Aida Malikha, S.Psi, M.Si, dan moderatornya adalah Ibu Syarti Ekamasni, M.Pd. Kegiatan diawali dengan doa yang dibacakan oleh Bapak Basri, S.Ag, kemudian kata sambutan dari Kepala SMAN 15 Pekanbaru, Bapak Selamet, S.Pd, selanjutnya sambutan dari Ketua Kombel, Ibu Romawati, S.Pd, M.Pd, yang menjelaskan tentang sejarah berdirinya kombel dan harapan kedepan terkait dengan peran kombel dalam memperbaiki lingkungan sekolah.
Pembahasan utama kegiatan ini adalah mengenai bullying di lingkungan sekolah. Narasumber, Hj. Aida Malikha, S.Psi, M.Si, memberikan penjelasan mengenai jenis-jenis bullying, antara lain:
- Bullying Fisik: Meliputi pukulan, tendangan, atau tindakan fisik lainnya yang menyebabkan rasa sakit atau cedera pada korban.
- Bullying Verbal: Meliputi penghinaan, ejekan, atau kata-kata kasar yang ditujukan kepada korban.
- Bullying Emosional: Meliputi intimidasi, ancaman, atau tindakan yang menyebabkan tekanan emosional pada korban.
- Bullying Cyber: Meliputi penggunaan teknologi seperti media sosial, pesan teks, atau email untuk melakukan intimidasi atau ancaman kepada korban.
Selanjutnya pembahasan mengenai ciri-ciri siswa yang rentan menjadi korban bullying, antara lain:
- Penampilan fisik yang berbeda: Siswa yang memiliki penampilan fisik yang berbeda dari kebanyakan, seperti berat badan, tinggi badan, atau penampilan lainnya, sering menjadi target bullying.
- Kekurangan sosial: Siswa yang kurang memiliki kemampuan sosial atau sulit berinteraksi dengan orang lain sering menjadi sasaran bullying.
- Pengalaman trauma: Siswa yang pernah mengalami trauma atau peristiwa traumatis sering kali menjadi target bullying.
Selain itu, untuk menghindari agar tidak mudah menjadi korban bullying, ada beberapa tips yang dapat dilakukan, antara lain:
- Berkumpul dengan teman-teman yang positif: Bergaul dengan teman-teman yang mendukung dan positif dapat membantu melindungi dari bullying.
- Mengembangkan kepercayaan diri: Meningkatkan kepercayaan diri dan menunjukkan bahwa kita tidak mudah terpengaruh oleh perlakuan negatif orang lain.
- Berbicara dengan orang dewasa: Jika mengalami masalah atau perlakuan negatif, segera bicarakan dengan orang dewasa yang dipercaya seperti guru atau orang tua
Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik bagi para guru dalam mengelola lingkungan sekolah yang aman dan nyaman serta membantu mencegah dan mengatasi kasus bullying di lingkungan sekolah. (REY)